Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Mata Biru (Malang, 2006)

Mata biru membuatku sedih Mata biru membuatku terkenang Mata biru membuatku tak bisa bicara Aku menggambar wajah dengan senyum Aku menggambar musik-musik Aku menggambar cekakak angin Aku menggambar ingatan-ingatan Aku menggambar taring-taring Aku menggambar tangan-tangan Suara serulingku mengalahkan hujan Hingga aku tak bisa mendengar petirnya memenuhi angkasa Gending-gending bertabuh Aku duduk di kamar seperti orang cacat Tergoda menjebol tembok dengan kepala

Kemarin (Malang, 08 Januari 2007)

Kemarin adalah hari ketujuh Adam Air hilang Hari ketujuh pula aku menjejak awal tahun Hari ketujuh di mana pagi sekemilau emas Hari ketujuh langit begitu benderang Hari ketujuh angin begitu sejuk dan kencang Hari ketujuh sore begitu indahnya Hari ketujuh gelap terlambat datang Kemarin ba'da Maghrib Kulihat langit penuh gradasi Aku melihat biru pupus Aku melihat oranye Aku melihat ungu Awan berserabut Mega tanpa cacat

Hiya! (Malang, 01 Maret 2006)

Di dalam kamar seterang kilau roti tawar Putih di mana-mana Di bawah tatapan ingin tahu satu cicak Aku duduk menghadap kopi Bersama vocal penyanyi dekade kemarin Aku tidak bisa tidur gusti Aku tidak bisa tidur Ada apa dengan esok hari, pagi, siang, sorenya? Apa aku benar akan selekasnya berkereta api dan

Liung (Malang, 2005)

Desember kemarin Aku ketemu kamu Masih seperti dulu saja: Dengan federalmu Blue jasmu Kaus kaki Dan sepatu bututmu Rambutmu lebih panjang Kulitmu lebih legam Masih seperti dulu saja: Dengan gelora juangmu Islamismu Jawamu Sosialismemu Kamu bilang, "Kita terakhir ketemu setahun lalu," Iya. Waktu itu di depan rumah kita ngobrol sampai malam. Aku tertegun Ternyata sudah setahun? Aku pun masih ingat Suatu siang di teras kampus Kita bersalaman Kamu bilang, "Sampai jumpa di Senayan," Ternyata Itu hanya cita masa lalu Ada yang bercabang di otakku, kini. Nilai-nilai yang kupercaya setengah mati dulu kala... semakin tak nyata Aku punya nilai baru Akarku sendiri Aku akan jadi pendo'a saja Aku akan beregois Ada banyak keindahan yang meminta peduliku

Semisal (Malang, 07 Mei 1999)

Kalau aku adalah Dan aku adalah Lantas kau teriak nyaring Tapi aku tak mendengar Dan aku cuma senyum Tapi aku tak mengerti Aku senyum untuk apa Kau girang Kau pikir aku mengerti Sayang sekali

Apa Namanya (Malang, 07 Juni 2001)

Aku tahu Begitu juga dirimu Tak akan ada akhir dari petualangan kita Kalian Begitu berharga bagiku Tak pernah ada duka Tak pernah ada air mata Saat aku harus pergi Ada yang hilang terasa Aku akan kesepian, pasti Tanpa canda dan gelak tawa itu

Tenang (Malang)

Musim penghujan datang lagi Langit mulai kelabu dan berat Lantas aku tak tahu harus bilang apa Akhir-akhir ini aku terlalu banyak kehilangan Satu per satu mereka pergi Kini giliranku Lakon singkat kita memberi begitu banyak arti Terima kasih Kita pasti bertemu kembali, suatu hari