Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Segulung Lontar

Perbacaan (Malang, 16 Desember 2016)

Pas aku kecil di tahun '90-an pernah baca majalah Intisari terbitan tahun '80-an (yang nggak ngerti Intisari , ini semacam Rider Digest- nya Indonesia). Waktu itu dapet hibah dari saudara bertumpuk-tumpuk Intisari , TTS dan Majalah Kartini bekas. Majalah Intisari ini kecil tapi bener-bener lengkap dan asyik dibaca. Seru. Segala macam topik dibahas, baik luar maupun dalam negeri. Artikel-artikel dan feature -nya bener-bener menarik. Dan cerdas. No hoax *eh. Pokoknya, setiap kali selesai membaca satu ekseplar Intisari mendadak intelegensia kita meningkat satu tingkat. Mendadak kita bisa ngomong tentang bermacam-macam hal.  Nah, ada satu kolom di situ, kecil saja, yang suatu hari menampilkan suatu prediksi dari seorang peneliti Amerika. Si Amerika bilang, di masa depan orang tidak akan membeli majalah dan koran kertas lagi. Mereka akan membaca majalah dan koran elektronik berbentuk layar yang tidak perlu setiap hari beli karena berita akan disajikan melalui layar yang up to date

Sinopsis (Malang, 21 Februari 2017)

Aku kalau menulis puisi seringkali panjang-panjang. Satu judul bisa sampai tiga halaman folio. Tapi kalau disuruh menulis sinopsis- iya yang cuma separuh halaman itu- MATI KUTU***

Trade Mark (Malang, 27 Maret 2014)

Betapa kata adalah, oke ----- rangkaian kata ----- adalah semenjejak sidik jari. Barusan aku membaca dua review (setelah memakai Open DNS, lalu lintas surfingku di dunia maya lumayan lancar jaya ----- selancar jalur Panda'an – Singosari di tengah malam) tentang salah satu film sakit di jagad ini (aku tak berani menontonnya jadi lebih memilih membaca ulasannya). Dua review di dua hosting berbeda, akun berbeda, gaya penulisan (ataukah tutur?) berbeda. Tapi, dari bunga rampai yang terserak-serak pada keduanya, satu, dua, tiga kaitan-kaitan, yang anehnya aku tak merasakan hawa plagiat di sana, sama sekali. Tidak ada hawa contek-mencontek. Saling bersinggungan yang murni, berdiri sendiri, tapi anehnya begitu satu. Aku sungguh yakin mereka adalah orang yang sama.***