Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Bing! (Malang, 2006)

Di ujung celana jeans aku melihat aspal dan jalanan tiada akhir Akan kubuat telingaku setuli mungkin Apa aku harus begini sampai kelak? Sampai tua? Aku: Hanya ada musik, dada sakit, dan perut perih. Hanya ada suara-suara dan film masa lalu di kepala Kenapa aku harus melewati itu semua ya? Aku: Hanya bisa melarikan diri  pada kegelapan pada keheningan pada kopi Betapa damainya Betapa entengnya Betapa aku lepas dari semuanya Seandainya Seandainya

Nar! (Malang, 2006)

Berjongkok di atas batu membara Matahari di atas kepala Aku penuh keliru ya? Aku menciptakan keliru ya? Aku berjalan di atas rawa Terbang membelah langit dunia Aku menuang hujan di atas potret-potret Aku melukis masa depan dan embun-embun Aku memukul-mukul gong dan membakar jalanan Aku bersujud pada sinar Tuhan Aku menari bersama gema Tuhan

Ngotot (Malang, 2006)

Aku memang rewel Ada lubang-lubang di hatiku Aku tak bisa berpura-pura segalanya sudah OKE - Based on Staying Oke the book Sedih dan marah itu akan terus melekat seperti cacing Aku tak bisa membuang api dan air mata itu selamanya

Aku Akan (Malang, 2006)

Aku akan memakan pagi dan membuatnya jadi remah-remah Aku akan memakan api dan membuatnya jadi arang Aku akan memanggang otakku dan membuatnya jadi sehitam empedu

Tujuh (Malang, 25 November 2005)

Aku menyelamatkan dua sembilu dan membunuhnya Aku menyelamatkan dua sayap dan membunuhnya Aku memberi selimut dan memasukkan mereka ke dalam kaca Mereka mati, tenggelam di balik salju Meninggalkan wajah dan seserat senyum Mata-mata bersinar untukku Aku pembunuh Aku pembunuh Cukup Aku bodoh Aku bodoh

Musha (Malang, KTD 14 Mei 2002)

Hasat. Kamu menatapku dengan berjuta tanda tanya dan otak yang merah Pojok kepalamu kau taruh mana? Bakar dam-dam itu! Olesi bibirku dengan zaitun dan mawar Apakah aku kenapa aku menulis ini? Kulit kepalaku memanas habis Aku sedang tidak tenang Dadaku berbuku-buku

Terawang (Malang)

Daun-daun hijau kusam Langit biru muda namun gelap Sinar memberkas-berkas di tembok semen Bayang-bayang pohon kelapa gading meraja

Kebas (Malang)

Hari ini aku bangun dengan tubuh penat Mengingat semalam purnama batal menghampiri aku Terlalu banyak berharap Huah!

Bain (Malang, 19 Juli 1999)

Di atas sana Langit petang menjelang Coba hadir di hati dan jiwa yang sedang bisu Kulangkahkan kaki dalam tak nyatanya Merindukan bisiknya yang selalu menemaniku

Bumbung (Malang, Juli 1999)

Membumbung dalam kungkungan seribu kasa mimpi Semantik itu bagai tusukan yang pedih Membuatku kembali terperah Aku tak mengerti Mengapa harus terulang lagi

Rengkuh Lagi (Malang, Juli 1999)

Seandainya bisa Aku mengumpulkan mimpi-mimpi dan meraupnya kala aku terjaga tanpa harus aku tidur lagi Aku harus selalu mengeluh tatkala gelapnya malam mulai pudar: tersublim sinar matahari yang kesiangan Dalam kebisingan Hatiku teriak marah Aku mulai jenuh!

If (Malang, Jum’at 07 Mei 1999)

Kalau aku adalah... Dan aku adalah... Lantas kau berseru nyaring Tapi aku tak mendengar Dan aku cuma senyum Tapi aku tak mengerti: aku senyum untuk apa Kau girang Kau pikir aku mengerti Sayang sekali...

Literatur Kolot Makna (Malang, Sabtu pagi 29 April 1999)

Aku seperti orang gila Otakku kacau Aku terus menerus berpikir tentang hal-hal yang tak kumengerti Mengguncang kerah sendiri Drama monolog dengan penyair linglung Maaf Aku sendirian di sini Pagi sungguh dingin 1000 jarum es menusuki tulang Aku bingung Memikirkan ketololanku Dan tentang semuanya Dan aku tak tahu Benar-benar tak tahu