Langsung ke konten utama

Postingan

/Seperti Mooi Indie (Malang, 09 Okt 2021)

Bibir si Cah Bagus ini, patutlah menjadi inspirasi bagi banyak penyair majas sepertiku; sama seperti dada dan yoni Ken Dedes, yang menyirap pujangga-pujangga Singhasari di masa lalu. Jeruhnya seperti mooi indie @murdhasiwi

Sigh (Malang, 09 Agust 2014)

Bagaimana ya Saat SMA  aku sendiri pernah membikin cerpen yang di kemudian hari aku tahu, persis sama  dengan salah satu cerpen PW, yang aku yakin  belum pernah aku baca sebelumnya Aku sampai gemetar

Nyastro (Malang, Mei 2020)

Aku orang Malang Mendengar lagu-lagu Didi Kempot ----- bukan bahasa Jawa yang mainstream bagiku ----- Terkesan nyastra, mengiris hati Bahasa rayuan, sedu sedan ----- Semacam ada rasa miris sedih sekali Didi memakai kata: "ning" "sliramu" Diksi yang setara: "dikau" "daku" "engkau" "duhai"

Kembali (Malang, Feb 2020)

Tak usah kalian pulang ----- Konsekuenlah dengan keputusan kita apapun akibatnya. Kalian pergi tak ada yang memaksa ----- Mencari surga katamu ----- Dan apa yang didapat ya jantanlah Mungkin kalian bisa mengukir sejarah baru di tanah baru ----- diaspora Indonesia di Syam ----- Hidup baru Membangun koloni di sana Kelak akan ada anak-cucu yang  mengunjungi Indonesia, mengenang tanah nenek moyangnya. Seperti orang-orang keturunan Jawa: di Malaysia, Suriname, Perancis atau Madagaskar Romantis bukan?

Makan

MAKAN Malang, 01 Juli 2010 Setiap kali melihat film ataulah drama scene yang paling berkesan terpasti adegan makan bersama Terasa senang menampaknya Terkadang haru Dan saat sedang rindu teman dulu yang diingat pertama: makan bersama: Di kantin Cafe Warung Kembul kos Makan-makan, Mengapa engkau begitu indah? Begitu biru?